Selasa, 27 Mei 2014

Sejarah Debus




Sastrasuganda yang merupakan seorang pemerhati kesenian Debus, kata Debus berasal dari bahasa Sunda. Kata Debus berarti tembus, yang menunjukkan bahwa alat-alat yang digunakan dalam kesenian debus Banten adalah benar-benar benda-benda tajam dan dapat menembus badan para pemainnya.
Arti yang kedua adalah kata Debus berasal dari kata gedebus yang merupakan salah satu benda tajam yang digunakan dalam kesenian tersebut. Dan satu lagi karena kesenian Debus merupakan kesenian yang mempertunjukkan kekebalan tubuh maka Debus bisa pula diartikan ‘tidak tembus’ oleh segala benda tajam yang dibacokkan atau ditusukkan ke tubuh manusia.
Kolaborasi antara seni beladiri pencak silat dan kekebalan tubuh bisa kita saksikan di kesenian Debus yang termasuk di dalam seni budaya Banten ini. Pertunjukkan ini biasanya membuat para penontonnya merasa ngeri karena berbagai senjata tajam seperti golok, gedebus, dan lain-lain ditusukkan atau dibacokkan ke tubuh pemain Debus. Namun anda tidak perlu khawatir karena biasanya para pemain Debus tersebut sudah dibekali dengan ilmu kekebalan tubuh.
Penyebaran agama Islam di daerah Banten tidak dapat dipisahkan dari asal-usul kesenian Debus. Kesenian ini sangat berperan dalam penyebaran agama Islam di Banten. Selain itu pada masa Sultan Ageng Tirtayasa berkuasa pada abad XVII, kesenian ini dijadikan alat propaganda yang bisa membangkitkan semangat rakyat dalam berjuang melawan penjajahan Belanda.
Saat itu Sultan Ageng Tirtayasa memberi ilmu kekebalan tubuh kepada para pengikutnya dengan jampi-jampi yang diambil dari ayat suci Al-Qur’an, dan sampai sekarang jampi-jampi ini sebagian besar masih dipergunakan oleh pemain kesenian Debus.
Refrensi:
http://content.rajakamar.com/asal-usul-kesenian-debus/

Minggu, 04 Mei 2014

Postest : Rencana Tes Penerimaan

Soal:
Terdapat 2 pendekatan yang umum digunakan untuk penerimaan yaitu 'Parallel Run' dan 'Penerimaan sedikit demi sedikit'. Sebutkan kelebihan dan kekurangan masing-masing pendekatan tersebut!

Jawab:
A. Pendekatan Parallel Run
­   Kelebihan
1)     User dapat melakukan pengecekan data pada sistem lama.
2)    Dapat mendemostrasikan semua fungsi yang dijanjikan.
3)     Pendekatan parallel run  akan menambah dimensi dari peralihan sistem lama yang bekerja dengan perbandingan dan cadangannya.

­   Kekurangan
1)     Masalah kecil dapat membuat anda menjalankan kembali selama ‘X’ hari untuk jangka waktu yang tidak terbatas. Kadang-kadang sistem software yang rumit tidak pernah 100% di-debug.
2)    Melakukan tutup buku. Sayangnya garansinya telah habis dan penjual (vendor) tidak mau memperbaikinya.
3)     Mungkin sulit untuk mencari penyebab dari suatu masalah, jika 10 user berada pada sistem yang interaktif dan sistem tersebut rusak.
4)    Tidak ada jaminan bahwa semua kelebihan sistem akan dicoba dalam ‘X’ hari.
5)    Biarkan end user  masuk ke sistem pada hari pertama yang penerapannya tidak terlalu berperan.

B.  Penerimaan Sedikit demi Sedikit
­   Kelebihan
1)     User tidak merasa takut tentang semuanya.
2)    Anda dapat mendemonstrasikan semua fungsi yang dijanjikan.
3)     Sebuah tindakan dengan tepat siapa yang mengetik ketika masalah terjadi.

­   Kekurangan
1)     Seharusnya tidak ada keengganan untuk menerima dan membayar jika metode ini digunakan.
2)    Memerlukan banyak pekerjaan untuk menulis ATP (Acceptance Test Paln / Rencana Tes Penerimaan).
3)     Dalam beberapa hal pemakai mungkin tidak akrab dengan pendekatan ini, tetapi anda dapat mengakrabkannya dengan metode yang baru.

Refrensi:
http://susahnyapengensukses.blogspot.sg/2011/04/pendekatan-parallel-run-dan-langkah.html

Pretest : Rencana Tes Penerimaan

Soal:
Menurut Anda apa yang akan terjadi jika diakhir Tes Penerimaan ternyata fungsi-fungsi yang ada tidak sesuai dengan apa yang dijanjikan di awal proyek, jelaskan!

Jawab: 
Menurut Saya, akan adanya komplain dari pihak user dikarenakan apa yang ada di dalam sistem tidak sesuai dengan yang dijanjikan di awal proyek, bahkan tidak hanya komplain yang akan dilakukan oleh user, tetapi user dapat pula menuntut kembali hak yang seharusnya didapatkan, seperti pengembalian biaya pembelian sistem ataupun pembatalan proyek.
Jika hal itu terjadi, maka akan berdampak buruk bagi pengelola proyek dan akan mendatangkan kerugian finansial terhadap pengelola proyek maupun user.